21 September 2015
Jacktak....... selain agama, negara, yang melarang hubungan seksual, teryata homo seksual juga memiliki dapak negatif terhadap diri khususnya kesehatan, salah satu study di italia telah melakuka pembuktian seperti berikut..:
Sebuah studi terbaru dari Itali mengungkap bahwa orang-orang
yang punya pandangan negatif kuat terhadap homoseksual (homofobia) juga
berisiko memiliki tingkat psikotik yang tinggi.
Psikotik di sini bukan berarti bahwa seseorang tersebut adalah psikopat. Dikatakan oleh ahli endokrin dari University of Rome Tor Vergata, dr Emmanuele Jannini, psikotik artinya lebih ke arah sifat yang ditandai dengan rasa memusuhi, marah, dan agresi.
Jannini mengatakan banyak hal mungkin bisa memengaruhi homofobia seperti hipermaskulinitas atau faktor religi. Namun Jannini berusaha melihat homofobia ini sebagai penyakit seperti fobia lainnya dari sisi psikologis.
Sebanyak 551 orang mahasiswa diikutsertakan dalam tes ini dan mereka diminta mengisi kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner merefleksikan seberapa setuju atau tidak setuju partisipan terhadap homoseksual serta kondisi psikologisnya.
Hasilnya partisipan yang kondisi psikologisnya lebih baik yaitu tak mudah marah dan agresif ternyata lebih terbuka memandang homoseksual. Namun satu kondisi psikologis yang buruk seperti depresi juga menunjukkan hasil terbaik dengan orang dengan depresi lebih mudah menerima homoseksual.
"Faktanya kami menemukan faktor risiko penting untuk homofobia yang menunjukkan bahwa kepribadian patologis berperan membentuk homofobia,"
Psikotik di sini bukan berarti bahwa seseorang tersebut adalah psikopat. Dikatakan oleh ahli endokrin dari University of Rome Tor Vergata, dr Emmanuele Jannini, psikotik artinya lebih ke arah sifat yang ditandai dengan rasa memusuhi, marah, dan agresi.
Jannini mengatakan banyak hal mungkin bisa memengaruhi homofobia seperti hipermaskulinitas atau faktor religi. Namun Jannini berusaha melihat homofobia ini sebagai penyakit seperti fobia lainnya dari sisi psikologis.
Sebanyak 551 orang mahasiswa diikutsertakan dalam tes ini dan mereka diminta mengisi kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner merefleksikan seberapa setuju atau tidak setuju partisipan terhadap homoseksual serta kondisi psikologisnya.
Hasilnya partisipan yang kondisi psikologisnya lebih baik yaitu tak mudah marah dan agresif ternyata lebih terbuka memandang homoseksual. Namun satu kondisi psikologis yang buruk seperti depresi juga menunjukkan hasil terbaik dengan orang dengan depresi lebih mudah menerima homoseksual.
"Faktanya kami menemukan faktor risiko penting untuk homofobia yang menunjukkan bahwa kepribadian patologis berperan membentuk homofobia,"
Nah menurut uraian di atas bahwa kita yang laki-laki khususnya
janan lah terlalu memikirkan kegagalan yang menunjukan bahwa kita kurang di
minati oleh wanita karena dampak terbesarnya ialah kita akan ada memiliki
pikiran untuk melakukan homoseksual yang di akibatkan oleh homofobia. Maka dari
itu lakukanlah kegiatan yang positif, berpikir positif, dan dekat diri lah
kepada tuhan yang maha esa.
Baik lah itu bahasan kita pada artikel kali ini sampai ketemu di
artike selanjutnya semoga artikel ini bermamfaat. sekian dari saya akhir kata wasalam. By Jack
Tak (WtM)..
Sumber : detik.com
0 komentar:
Posting Komentar