Manfaat jambu monyet atau jambu mete bagi kesehatan
1. Obat
pencahar
Air
rebusan akar jambu mete berkhasiat sebagai obat pencahar.
2.
Mengobati penyakit eksim dan penyakit kulit kronis
Daun
jambu mete yang sudah tua dapat digunakan untuk mengobati penyakit eksim dan
penyakit kulit kronis yang sampai saat ini belum ada obatnya, serta sebagai
obat luka bakar.
3. Obat
perangsang birahi
Daun
jambu mete yang masih muda sering digunakan sebagai lalapan dan bahan sayur.
Daun muda jambu mete ini memiliki kemampuan seperti jamu sari rapet dan
sekaligus berfungsi sebagai obat perangsang birahi.
4.
Diabetes mellitus
Rebus
2 potong kulit batang jambu monyet dan adas pulawaras secukupnya dengan 2 liter
air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Minum 2 kali
sehari pada pagi dan sore.
5.
Disentri
Rebus
1 genggam daun jambu monyet dan 1 potong kulit batang jambu monyet dengan 1,5
liter air sampai mendidih, lalu disaring. Minum 2 kali sehari, pada pagi dan
sore.
Salah satu keunggulan
buah jambu mete ini yaitu buah sejati nya atau yang lebih terkenal dengan biji
atau kacang mete. sedangkan buah yang bagian atasnya (yang membungkus kacang)
itu disebut buah semu.
Sistem Budi
Daya
Pembibitan
Budidaya jambu mete dapat diperbanyak
secara generatif melalui biji dan secara vegetatif dengan cara pencangkokan,
okulasi, dan penyambungan. Biji yang akan ditanam harus berasal dari pohon
induk pilihan.
Cara penanganan biji mete untuk benih adalah:
- Buah mete/calon bibit dipanen pada pertengahan musim panen.
- Buah mete tersebut harus sudah matang dan tidak cacat.
- Biji mete segera dikeluarkan dari buah semu lalu dicuci bersih, kemudian disortir.
- Biji mete dijemur sampai kadar air 8-10%.
- Bila dikemas dalam kantong plastik, aliran di ruang penyimpanan harus lancar denngan suhu antara 25-30° C dan kelembapan 70-80%.
- Lama penyimpanan bibit + 6 bulan, paling lama 8 bulan.
- Sebelum ditanam, benih (biji mete) harus disemai dahulu.
Pengolahan Media Tanam
Pengolahan media iariarn
merupakan faktor yang penting agar bibit jambu mete dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Pekerjaan ini meliputi persiapan awal lahan, pembukaan lahan (land
clearing), dan pemupukan
Persiapan
Sebelum ditanami lahan
harus dibersihkan dahulu, dan pH harus 4-6. Tanaman jambu mete sangat toleran
terhadap lingkungan yang kering ataupun lembap, juga terhadap tanah yang kurang
subur. Daerah dengan tanah liat pun jambu mete dapat tetap bisa hidup dan
berproduksi dengan baik. Saat tanam jambu mete yang baik adalah awal musim
hujan. Pengolahan tanah sudah dimulai di musim kemarau.
Pembukaan Lahan
Lahan yang akan ditanami
jambu mete harus terbuka atau terkena sinar matahari dan disiapkan
sebaik-baiknya.Tanah dibajak/ dicangkul sebelum musim hujan. Batang¬batang
pohon disingkirkan dan dibakar.
Pemupukan
Pemberian pupuk kandang
dimulai sejak sebelum penanaman. Sebaiknya, di saat tanaman masih kecil,
pemupukan dengan pupuk kandang itu diulangi hingga dua kali setahun. Caranya
dengan menggali lubang sekitar batang, sedikit di luar lingkaran daun. Pupuk
atau kompos dimasukkan ke dalam lubang galian itu. Pemupukan berikutnya
dilakukan dengan menggali lubang, di luar lubang sebelumnya. Pemberian pupuk
kandang dan kompos dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan fisik tanah.
Teknik Penanaman
Sebelum dilakukan
penanaman, terlebih dahulu tentukan pola dan jarak tanam, kemudian dilakukan
pembuatan lubang tanam.
Penentuan Pola dan Jarak Tanam
Pada budi daya monokultur
jarak tanam dianjurkan 12 x 12 m. Maka dalam setiap satu hektare lahan jumlah
total tanaman yang dibutuhkan sebanyak 69 batang. Jarak tanam dapat dibuat
dengan ukuran 6 x 6 m sehingga jumlah total tanaman yang dibutuhkan adalah 276
batang/ha. Kerapatan tanaman kemudian dijarangkan pada umur 6-10 tahun.
Pembuatan Lubang Tanam
Cara membuat lubang tanam:
- Tanah digali dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm. Bila jenis tanahnya sangat liat, ukuran lubang tanam dibuat 50 x 50 x 50 cm. Bila di lubang tanam terdapat lapisan cadas, harus ditembus agar akar dapat tumbuh sempurna dan terhindar dari genangan air.
- Pada waktu penggalian lubang, lapisan tanah bagian atas dipisahkan ke arah Utara dan Selatan serta lapisan bawah ke arah Timur dan Barat.
- Lubang tanam dibiarkan terbuka ± 4 minggu. Pada waktu penutupan lubang, tanah lapisan bawah dikembalikan ke tempat semula, disusul lapisan atas yang telah bercampur dengan pupuk kandang ±1 pikul.
- Di lubang tanam yang telah ditimbun dibuat ajir agar lubang tanam mudah ditemukan kembali.
Cara Penanaman
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut.:
- Bibit yang akan ditanam dilepas dari polybag. Tanah yang melekat pada akar dijaga jangan sampai berantakan agar perakaran bibit tidak rusak.
- Penanaman dilakukan sampai sebatas leher akar atau sama dalamnya seperti sewaktu masih dalarn persemaian. Bila menggunakan bibit dari okulasi dan sambung, usahakan akar tunggangnya tetap lurus. Letak akar cabang diusahakan tersebar ke segala arah. Ujung¬ujungnya yang patah/rusak sebaiknya dipotong.
- Tanah di sekitar batang dipadatkan dan diratakan agar tidak terdapat rongga-rongga udara di antara akar dan tidak terjadi genangan air. Tanaman perlu diberi penyangga dari bambu agar dapat tumbuh tegak.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman
meliputi pekerjaan penyiraman, penyulaman, penyiangan dan pengemburan,
pemupukan, pemangkasan, serta penjarangan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
Ulat kipat (Cricula trisfenestrata HeIf)
Pada tanaman terlihat
kepompong ber-gelantungan. Ulat berwarna hitam bercak¬bercak putih, kepala dan
ekor warna merah nyala, dan seluruh tubuhnya ditumbuhi rambut putih berbentuk
Telurnya berwarna putih, oval. Fase pupa berlangsung 4 / minggu, fase kepompong
3-5 minggu.
Gejala: daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada serangan yang hebat, daun dapat habis sama sekali, tetapi tanaman tidak mati. Bila terkena serangan, tanaman tidak akan menghasilkan buah dan baru pulih setelah 18 bulan.
Pengendalian: dengan menyemprotkan\ insektisida Symbush 50 EC atau Pumicidin dengan dosis 1,0-1,5 mVliter air.
Helopeltis sp.
Tubuh imago berwarna
hitam, kecuali abdo¬men bagian belakang sebelah bawah berwarna putih.
Gejala: pada tunas-tunas daun muda, tangkai daun terdapat bercak-bercak hitam tidal( merata. Daun dan ranting segera mengering; dan diikuti dengan gugurnya daun.
Pengendalian: (1) melalui teknik bercocokn tanam, misalnya dengan mengurangi tanaman inang atau tanaman peneduh. (2) dengan insektisida Agroline dengan dosis 0,2 % atau Thiodan dengan dosis 0,02 %.
Gejala: pada tunas-tunas daun muda, tangkai daun terdapat bercak-bercak hitam tidal( merata. Daun dan ranting segera mengering; dan diikuti dengan gugurnya daun.
Pengendalian: (1) melalui teknik bercocokn tanam, misalnya dengan mengurangi tanaman inang atau tanaman peneduh. (2) dengan insektisida Agroline dengan dosis 0,2 % atau Thiodan dengan dosis 0,02 %.
Ulat penggerek batang (Plocaederu feeeugineus L)
Gejala: mula-mula daun
berubah warna menjadi kuning. Lama-kelamaan daun akan gugur/rontok dan tanaman
dapat mati.
Pengendalian: (1) dengan menangkap ulat penggerek tersebut. (2) dengan mengelesi 1 sekitar permukaan batang/akar dengan 1 larutan BMC 1-2% (20 gram/liter air).
Pengendalian: (1) dengan menangkap ulat penggerek tersebut. (2) dengan mengelesi 1 sekitar permukaan batang/akar dengan 1 larutan BMC 1-2% (20 gram/liter air).
Penyakit
Penyakit yang sering
menyerang adalah pe¬nyakit busuk batang dan akar, penyakit bunga dan putik, dan
Antracnossis. Penyakit ini dapat dibasmi dengan Fungisida Zinc Carmamate,
Captacol dan Theophanatea.
Penyakit layu
Penyakit ini muncul bila
tempat pembibitan terlalu lembab dan jenuh air.
Penyebab: Phytophthora palmivora, Fusarium sp, dan Phytium sp.
Penyebab: Phytophthora palmivora, Fusarium sp, dan Phytium sp.
Gejala: bila tanaman tiba-tiba menjadi layu. Pengendalian: (1) memperbaiki lingkung¬an pembibitan, seperti memperdalam parit pembuangan air dan mengurangi naungan yang terlalu rapat. (2) penyemprotan Dithane M 45 secara teratur dan terencana.
Daun layu dan kering
Penyebab: bakteri
Phytophthora solanacearum.
Gejala: secara mencolok daun-daun berubah warna dari hijau menjadi kuning lalu gugur, beberapa cabang meranggas, dan tanaman akhirnya mati. Jaringan kayu pada batang yang terserang di bawah kulit berwarna hitam atau biru tua dan berbau busuk.
Gejala: secara mencolok daun-daun berubah warna dari hijau menjadi kuning lalu gugur, beberapa cabang meranggas, dan tanaman akhirnya mati. Jaringan kayu pada batang yang terserang di bawah kulit berwarna hitam atau biru tua dan berbau busuk.
Pengendalian: tanaman yang terserang penyakit ini harus dibongkar sampai ke akar¬akarnya supaya penyakit tidak menutar ke tanaman lain. Pencegahan harus dilakukan secara terpadu. Bibit dan alat-alat pertanian harus bebas dari kontaminasi bakteri dan karantina tanaman dilakukan secara konsekuen.
Bunga dan buah busuk
Penyebab: Colletrichum
sp., Botryo¬diplodia sp., Pestalotiopsis sp. Gejala: kulit buah hitam dan
busuk.
Penyebab: Pestalotiopsis sp, Colletri¬chum sp, Pestalotiopsis sp., Botryo-diplodia sp., Fusarium sp.
Gejala: permukaan kulit buah dan kulit biji kering kecokelatan dan pecah-pecah, bunga dan tangkai busuk
Penyebab: Pestalotiopsis sp, Colletri¬chum sp, Pestalotiopsis sp., Botryo-diplodia sp., Fusarium sp.
Gejala: permukaan kulit buah dan kulit biji kering kecokelatan dan pecah-pecah, bunga dan tangkai busuk
0 komentar:
Posting Komentar